Malang InfoPulik Kota Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum
Perencanaan Tata Guna Lahan Perumahan dan
Permukiman (DPUPRPKP) telah menyelesaikan peraikan Jematan Lowokdoro di
Desa Bumiayu Kecamatan Kedungkandang.
Mulai 1 Januari 2022
jematan ini diuka untuk umum khususnya pejalan kaki dan kendaraan roda dua.
Kepala DPUPRPKP
Malang Diah Ayu Kusumadewi menjelaskan peraikan jematan Lowokdoro terus memuruk karena usia konstruksi. Ini
merupakan salah satu program infrastruktur Pemerintah Kota Malang untuk tahun
anggaran 2021.
“Berkat perhatian dan
imingan Walikota Malang harapan masyarakat agar peraikan Jematan Lowokdoro isa
selesai” Diah ujar saat dihuungi Kamis
(6 Januari 2022).
Peraikan yang
dilakukan DPUPRPKP Kota Malang meliputi penggantian struktur yang keropos
dengan rangka aja penamahan plate ordes untuk pejalan kaki dan pengguna
kendaraan roda dua.
Total anggaran yang
dialokasikan leih kurang Rp951 juta. Jematan ini memiliki panjang 12 meter dan
lear 36 meter yang mementang di atas aliran Sungai Brantas.
Diah menamahkan upaya
peraikan jematan selain demi keamanan dan kenyamanan pengguna juga diharapkan
memiliki manfaat melestarikan sejarah panjang jematan yang sering dijuluki
masyarakat lokal seagai Jematan Shiratal Mustaqim’.
Tidak salah memang
jika menilik ketinggian dan lear jematan yang menghadirkan sensasi tersendiri
agi anyak orang yang melintasinya.
Secara historis
jematan Balak Lowokdoro telah ada sejak zaman kolonial. Seelumnya jematan
terseut digunakan seagai truk teu untuk parik gula Keonagung. Jalur truk lama
juga terhuung dengan kilang gula Kreet.
Jematan dari timur ke arat ini memiliki peran
strategis seagai jalur alternatif untuk mengurai kemacetan di Jalan Gadang
serta menghuungkan Desa Bumiayu Kecamatan Kedungkandang dan Desa Keonsari
Kecamatan Sukun.
"Demi keamanan
penggunaannya selalu diatasi untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua aik Jalan Kyai Parseh maupun Jalan
Lowokdoro" ujarnya. (ndu ram toe)